28 Agustus 2008

Program Penuh Ketidak Pastian (P2KP)

Judul posting ini mungkin menggelitik tapi bisa juga sesuatu yang basi bagi kita. Baik sengaja maupun iseng, banyak sekali dari kita (mungkin) yang mengucapkannya serta mungkin ada juga beberapa dari kita yang mulai meyakini kebenarannya.

Kalau kita runut ke belakang pasti banyak yang tidak pasti dari proyek kita. Baik yang kecil dan sepele (form-form isian misalnya) hingga hal-hal yang cukup signifikan dalam mempengaruhi intensitas kita di lapangan (sebagai contoh adalah tanggal pencairan BLM!).

Teman-teman yang easy going biasanya sih cukup take it easy, kata mereka: memang beginilah adanya harap maklum. Teman-teman yang oportunis punya anggapan ketidakpastian sebagai peluang adanya perpanjangan kontrak. Sedangkan teman-teman yang desperate biasanya menjadikan ketidakpastian sebagai alasan time to say goodbye! No matter which side we choose, it is all about our prerogative as professional consultant.

Tetapi berbicara mengenai ketidakpastian, Saya menemukan referensi ilmiahnya (thanks a lot my lecturers!). Sebagai alumni sekolah perencanaan (urban planning tepatnya), sudah sejak awal saya dibekali untuk selalu memperhatikan faktor ketidakpastian dalam sebuah proses perencanaan (istilah di sekolah dulu adalah uncertainty in planning). Rujukan ilmiahnya mungkin bisa kita baca di buku karangan Diana Conyers yang judulnya An Introduction to Social Development in Third World.

Saya masih ingat betul pada pokok bahasan ini terjadi debat yang sengit karena memperbincangkan sesuatu yang mengingkari kaidah disiplin ilmu perencanaan yang notabene di Indonesia masuk ke disiplin teknik alias rekayasa. Karena waktu itu Saya masih semester dua, jadi masih cukup naif untuk menilai konsep ini.

Kembali ke P2KP. Jadi ketika saya masuk ke dunia profesional sebagai konsultan individu P2KP yang merupakan proyek yang menekankan adanya proses perencanaan yang partisipatif maka saya seperti menemukan realitas dari sebuah teori. What a amazing facts, right?

Jadi singkat kata, kita harus memaklumi realita adanya ketidakpastian di sebuah proyek perencanaan seperti P2KP. Karena menghadapi ketidakpastian adalah suatu hal yang lumrah untuk di hadapi oleh praktisi perencanaan pembangunan apalagi terkait dengan sosial kemasyarakatan. Kita juga harus memaklumi bahwa perencanaan adalah sesuatu yang absurd, tidak pasti, mengingat hal ini menyangkut policy making yang pastinya melibatkan banyak stakeholders.

Dan saya rasa, sebagai seseorang yang profesional kita harus tahu apa yang harus kita lakukan saat menghadapi ketidakpastian yang ternyata menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pekerjaan kita. So, teman-teman mari kita ambil keputusan yang tepat! Dan selalu ingat P2KP memberi kita ruang yang luas untuk belajar mengenai decision making dengan praktek bukan teori.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

SMGa kita suka ketidakpastian, hehehehe

shalimow.com