11 September 2008
Tak tau ni, minggu depan pelatihan madya di Diklat Provinsi Jateng Srondol tapi masih banyak hutang kerjaan. See you all there
Label: Tim 136
30 Agustus 2008
Masih ingatkah anda tayangan iklan sebuah program beasiswa dari perusahaan rokok terkenal di TV nasional beberapa bulan yang lalu? (sekarang mungkin sudah tidak nongol karena diganti dengan program beasiswa olahraga yang bintang iklannya adalah Maria Kristin). Sekilas tayangan itu tidak bermaksud apa-apa kecuali mempromosikan para alumni penerima beasiswa yang kemudian terjun ke dunia profesional.
Tapi sebagai fasilitator saya mencermatinya. Tahu kenapa alasannya? Karena di iklan tersebut ada bagian yang menceritakan alumninya (diperankan oleh seorang cewek) yang menjadi fasilitator pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian saya merasa fasilitator adalah pilihan karir sampai-sampai ada yang buat tayangannya segala.
Diceritakan dalam iklan tersebut, sang fasilitator berjalan kaki melewati persawahan di siang hari lengkap dengan tas slempang dan pakaian kasual sembari membawa setumpuk kertas (aku banget nih!). Kemudian si mbak fasilitator berbicara dengan masyarakat (bapak-bapak dan kakek-kakek) di tepi sawah (secara pribadi saya pernah sosialisasi di tepi pantai!). Adegan-adegan inilah yang selalu membuat saya tersenyum simpul, karena seolah-olah melihat kembali rekaman kegiatan pribadi saya.
Ngomong-ngomong tentang sawah dan ruang terbuka, saya dapat foto yang amazing banget pas kunjungan lapangan di Batukali Kalinyamatan Jepara. Padi menguning dengan latar gunung muria, yang cukup menggoda untuk membuat saya berhenti sejenak di sela-sela kunjungan lapangan. Dan inilah fotonya ....
Label: Tim 136
28 Agustus 2008
Program Penuh Ketidak Pastian (P2KP)
1 komentar Diposting oleh Pasukan Selatan PNPM MP Jepara di 01.46Judul posting ini mungkin menggelitik tapi bisa juga sesuatu yang basi bagi kita. Baik sengaja maupun iseng, banyak sekali dari kita (mungkin) yang mengucapkannya serta mungkin ada juga beberapa dari kita yang mulai meyakini kebenarannya.
Kalau kita runut ke belakang pasti banyak yang tidak pasti dari proyek kita. Baik yang kecil dan sepele (form-form isian misalnya) hingga hal-hal yang cukup signifikan dalam mempengaruhi intensitas kita di lapangan (sebagai contoh adalah tanggal pencairan BLM!).
Teman-teman yang easy going biasanya sih cukup take it easy, kata mereka: memang beginilah adanya harap maklum. Teman-teman yang oportunis punya anggapan ketidakpastian sebagai peluang adanya perpanjangan kontrak. Sedangkan teman-teman yang desperate biasanya menjadikan ketidakpastian sebagai alasan time to say goodbye! No matter which side we choose, it is all about our prerogative as professional consultant.
Tetapi berbicara mengenai ketidakpastian, Saya menemukan referensi ilmiahnya (thanks a lot my lecturers!). Sebagai alumni sekolah perencanaan (urban planning tepatnya), sudah sejak awal saya dibekali untuk selalu memperhatikan faktor ketidakpastian dalam sebuah proses perencanaan (istilah di sekolah dulu adalah uncertainty in planning). Rujukan ilmiahnya mungkin bisa kita baca di buku karangan Diana Conyers yang judulnya An Introduction to Social Development in Third World.
Saya masih ingat betul pada pokok bahasan ini terjadi debat yang sengit karena memperbincangkan sesuatu yang mengingkari kaidah disiplin ilmu perencanaan yang notabene di Indonesia masuk ke disiplin teknik alias rekayasa. Karena waktu itu Saya masih semester dua, jadi masih cukup naif untuk menilai konsep ini.
Kembali ke P2KP. Jadi ketika saya masuk ke dunia profesional sebagai konsultan individu P2KP yang merupakan proyek yang menekankan adanya proses perencanaan yang partisipatif maka saya seperti menemukan realitas dari sebuah teori. What a amazing facts, right?
Jadi singkat kata, kita harus memaklumi realita adanya ketidakpastian di sebuah proyek perencanaan seperti P2KP. Karena menghadapi ketidakpastian adalah suatu hal yang lumrah untuk di hadapi oleh praktisi perencanaan pembangunan apalagi terkait dengan sosial kemasyarakatan. Kita juga harus memaklumi bahwa perencanaan adalah sesuatu yang absurd, tidak pasti, mengingat hal ini menyangkut policy making yang pastinya melibatkan banyak stakeholders.
Dan saya rasa, sebagai seseorang yang profesional kita harus tahu apa yang harus kita lakukan saat menghadapi ketidakpastian yang ternyata menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pekerjaan kita. So, teman-teman mari kita ambil keputusan yang tepat! Dan selalu ingat P2KP memberi kita ruang yang luas untuk belajar mengenai decision making dengan praktek bukan teori.
Label: Tim 136
26 Agustus 2008
Akhirnya, selesai juga pemberkasan BLM Tahap 2 minggu kemarin. Lega, lega dan lega. Semoga tidak ada yang salah di KPPN, hopefully...
Label: Tim 136
23 Agustus 2008
Perjalan yang tak mudah pun dilewati. Mulai berayun ayun seperti naik perahu saat melewati jalan Demak-Purwodadi hingga hentakan musik melayu di dalam bus yang mendendangkan lagu-lagu dangdut nina bobo (OMG!). Namun yang paling seru adalah saat menuruni tangga menuju air terjun yang bikin dengkul kita bergoyang. Mungkin dengkul-dengkul itu lagi protes mengingat dipaksa untuk bekerja keras (secara Faskel kan tidak terbiasa jalan tapi berkendara!). And finally! Here we come, saat-saat berpose di depan grojogan sewu .... YUUUUUK!!!!!
Keterangan foto: dari kanan ke kiri Okta 136, Rozaq 137, Etik 136, Agnies 136, Alim 139, Tina 139 dan Ijtihad 136.
Label: Tim 136
[Dari kiri ke kanan: Siti Noor Fauziati, SE (Ekonomi); Suijtihad, ST (Senior); Agnies Ayu K.D.,ST (Teknik); Okta Prastowo Raharjo, ST (Community Development)]
Label: Tim 136